SELAMAT DATANG

Terimakasih telah mengunjungi blog ini, semoga bermanfaat bagi anda..

Senin, 29 November 2010

4 PATAHAN dalam peristiwa GEMPA JOGJA

seismik-history-jawa-tengah.jpg



Quantcast
Berikut obrolan santai lagi tentang Jogja dengan patahan dan gempanya.
Setelah di cermat-cermati lagi peta-nya Bu Dwikorita dkk, sekaligus membaca lagi artikelnya Fukuoka dkk itu (Fukuoka et.al, 2006, interpretation of the 27 May 2006 Yogyakarta Earthquake and the Subsurface Structure Deduced from the Aftershock Activity Observations), kita memang arus curiga tidak hanya satu sesar, melainkan edikitnya EMPAT sesar yang terlibat dalam ‘aktivitas’ gempa Yogya. Saya sertakan juga grafisnya.

three-faults-at-ygy.jpg
Yang pertama harus disebut tentu tidak lain dan tidak bukan adalah sesar Opak. 

Namun sekitar sepuluh km di sebelah baratnya ternyata membujur sesar kedua, sesar lain (yang tersembunyi, terpendam di bawah sedimen setebal > 1 km) dengan arah sama dan harus dicurigai sesar ini turut bergerak signifikan, mengingat daratan persis di atasnya justru menjadi lokasi2 kerusakan yang cukup parah. Mungkin sesar ini juga yang ertanggung jawab kenapa pergeseran di Yogya dan Bantul cukup besar (masing2 7 dan 10 cm), padahal edua lokasi ini jauh dari sesar Opak.

Yang ketiga, dari Prambanan ke tenggara, melintasi Gantiwarno. Gak tahu apa namanya, tapi sesar ini jadi batas utara Pegunungan Sewu (alias Southern Mountains). Kita juga harus curiga sesar ini telah ikut bergerak, karena banyak longsoran dan rekahan yang dijumpai di sini meski posisinya cukup jauh dari lokasi episentrum gempa utama. Mungkin getaran akibat gerakan sesar ini pula yang sempat memporak-porandakan Wonogiri hingga Ponorogo.

Yang keempat, dari Parangtritis ke barat daya. Kemarin saya menyebutnya sesar Kulonprogo – Parangtritis. Ada beberapa episentrum aftershock di sini. Juga jangan dilupakan adanya titik longsoran di kompleks Goa Seplawan, tepatnya di Watu Kelir, perbatasan Kulonprogo – Purworejo (titik ini tidak masuk dalam skupnya peta Bu Rita). Kalo ditarik garis lurus menuju Parangtritis, ternyata lintasannya berimpit dengan sesar Kulonprogo – Parangtritis tadi.

seismik-history-jawa-tengah.jpgSimpulan (prematur)nya, ada 4 sesar yang berperan dalam gempa Yogya. Terus terang kalo bicara prediksi ke depan, mungkin kita harus mengkhawatirkan segmen di utara Yogya (tepatnya dari Prambanan ke utara, dimana dihipotesakan ada sesar menuju Merapi – Merbabu – Telomoyo – Ungaran menurut van Bemmelen) serta segmen di sebelah barat Kulonprogo (dimana dataran rendah aluvial membentang hingga ke Cilacap, berujung pada sesar Citanduy – Kroya yang konon juga masih aktif dan punya potensi membangkitkan gempa tektonik dengan Mw = 6,1 menurut artikel di Kompas beberapa waktu lalu). Pergeseran sebesar 60 cm dalam sesar Opak, seperti yang dihitung pak Irwan Meilano, bukanlah angka yang kecil.
Salam
Note :
Salah satu kesulitan menginterpretasi patahan mana yg bergerak pada gempa jogja kemarin adalah tidak adanya “surface expression” dari “subsurface rupture”. Ketebalan endapan Merapi selain sebagai penyerap gaya (meningkatkan daya rusak/gound acceleration), membuat ekspresi gempa tidak terlihat dengan baik dipermukaan. Juga belum jelas diketahuinya geologi bawah permukaan , terutama dibawah endpan merapi, termasuk adanya kondisi permukaan yg labil (surface critical condition) akibat morfologi ini menjadikan interpretasi bawah permukaan di Jogja menjadi sulit.

Sayangnya tidak ada data seismic section yg sering dipakai di perminyakan utk daerah Jogja ini. Lah oil company ya ngga mau membuang duit kalau tanda-tanda minyak belum dijumpai di daratan Jogja ini. 
sumber:rovicky

Tidak ada komentar:

Posting Komentar