Gunung Anak Krakatau terakhir mengeluarkan benda material panas saat letusan pada 30 Oktober 2007 lalu.
Sampai saat ini aktivitas Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda terus meningkat. Sejak sepekan terakhir Anak Krakatau terus menunjukkan aktivitasnya. Letusan dan gempa terjadi hingga ratusan kali. Bahkan lontaran pijaran api yang keluar dari lubang kawah itu bisa mencapai 3 kilo meter dari titik semburan.
Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau, Cinangka, Anton Triambudi mengatakan, letusan ini berasal dari kawah baru yang berada di puncak gunung. Meskipun demikian, gunung ini masih berstatus waspada.
Anton juga menjelaskan, kondisi anak gunung Krakatau setiap bulannya selalu terjadi aktifitas kegempaan. Namun untuk jumlah kegempaan yang terjadi tersebut angkanya selalu tidak pasti, letusan kemungkinan bisa terus meningkat mengingat saat ini dapur magma Gunung Anak Krakatau kembali aktif.
“Dalam radius tiga kilometer kami melarang masyarakat maupun wisatawan untuk mendekati Gunung Anak Krakatau," kata Anton, Senin (1/11)
Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau, Cinangka, Anton Triambudi mengatakan, letusan ini berasal dari kawah baru yang berada di puncak gunung. Meskipun demikian, gunung ini masih berstatus waspada.
Anton juga menjelaskan, kondisi anak gunung Krakatau setiap bulannya selalu terjadi aktifitas kegempaan. Namun untuk jumlah kegempaan yang terjadi tersebut angkanya selalu tidak pasti, letusan kemungkinan bisa terus meningkat mengingat saat ini dapur magma Gunung Anak Krakatau kembali aktif.
“Dalam radius tiga kilometer kami melarang masyarakat maupun wisatawan untuk mendekati Gunung Anak Krakatau," kata Anton, Senin (1/11)
Dari data Data di Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau yang terletak di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, mencatat telah terjadi aktivitas dari Gunung Anak Krakatau sebanyak 729 aktivitas kegempaan. “Gempa vulkanik dalam (VB) 31, vulkanik dangkal (VA) 221, letusan 178, tremor 151 dan hembusan 148” kata Anton, Senin (1/11).
Sementra itu, Petugas pos pengamatan Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Jumono, mengatakan, lontaran batu pijar dan lava yang ditimbulkan dari letusan gunung sangat berbahya bahkan bisa mengakibatkan seseorang meninggal dunia akibat semburan.
“Suhu batu pijar dari letusan gunung anak krakatau mencapai 600 sampai 800 derajat Celcius, ini sangat membahayakan” katanya.
Sumber: TEMPO Interaktif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar