SELAMAT DATANG

Terimakasih telah mengunjungi blog ini, semoga bermanfaat bagi anda..

Senin, 27 Desember 2010

ENDAPAN AWAN PANAS GUNUNG MERAPI

Endapan awan panas atau lebih sering disebut sebagai endapan piroklastik merupakan enadapan hasil erupsi gunung api. Material endapan awan panas ini memiliki ciri khusus karena dibentuk secara genesa yang yang unik. Materialnya terdiri atas material guguran akibat runtuhnya kubah lava di kepundan. Material ini bercampur dengan material lain yang ikut terbawa selama transportasinya.



 
Piroklastik berada pada bagian dasar yang terdiri dari bongkahan, kerakal, kerikil pasir hingga debu. Meluncur dibagian bawah sambil mengerosi batuan yang dilewatinya. Saat luncuran itu terjadi bercampurlah batuan yang sudah ada sebelumnya dengan batuan yang masih panas.

Pada bagian atas dari luncuran ini terdiri dari debu bercampur gas-gas membentuk dan menyelimuti sehingga mirip seperti gumpalan awan.

Bagaimanakah perbedaan awan hujan dan awan panas?
Awan hujan merupakan uap air yang akan menjadi hujan apabila mengalami kondensasi. Awan  panas terdiri dari pasir, debu dan gas karena erupsi gunung api.

Endapan awan panas



Endapan Awan panas Merapi yang baru. Perhatikan bongkahan yang "mengambang" diantara batuan yang ukurannya lebih kecil lainnya.

Salah satu penciri utama dari endapan awanpanas adalah adanya bongkahan besar yang mengambang diantara batuan lainnya. Batuan besar ini mengambang karena selama transportasinya didukung oleh aliran massa butiran (grain flow).
Endapan piroklastik yang terusun dari beberapa periode luncuran.


Batuan piroklastik awan panas, sering dijumpai tidak hanya satu tubuh saja, tetapi memiliki penampakan seperti berlapis atau bertumpuk-tumpuk. Karena proses pengendapannya juga tidak sekaligus, tetapi dalam beberapa kali luncuran awan panas (priokalstik).



Secara grafis digambarkan perbedaan antara endapan lahar dengan endapan awan panas

 
Endapan lahar dan awan panas sering dijumpai secara bersama-sama. Prosesnya memang mirip energinya. Namun dalam lahar hujan dibantu dengan air sehingga prosesnya sedikit mengarah mengikuti proses endapan air.

Proses deposisi atau proses mengendapnya aliran piroklastik ini sangat cepat. Ketika energinya berkurang langsung mengendap. Bongkah batuan besar dapat saja terlihat mengambang diantara butiran serta bongkahan yang lebih kecil. Sedangkan lahar hujan yang berupa debris flow aliran runtuhan (debris) bercampur air maka akan memiliki sortasi lebih bagus. batuan yang besar akan cenderung berada dibawah pada endapan lahar hujan.

Arang atau batang pohon sangat mungkin dijumpai baik pada endapan prioklastik maupun endapan lahar. Hanya terdapat sedikit perbedaan dimana lahar hujan arang akan berada bagian atas dari satu perlapisan. Sedangkan pada endapan piroklastik kayu serta arang dapat sijumpai juga mengambang.

Proses erosi ketika hujan seringkali dapat memperlihatkan batas-batas episode erupsi dengan lebih jelas. Tingkat pembatuan satu ‘lapisan’ dengan ‘lapisan’ yang lain seringkali memiliki kekerasan batuan yang berbeda. Air telah membantu kita dalam mengidentifikasikan masing-masing episode luncuran yang tercermin dalam lapisan. Seperti yang terlihat dibawah ini.
 
Di sebalah kanan ini gambaran grafis perbedaan serta kemiripan kedua proses yang akan seringdijumpai di setiap gunung berapi.
Proses debris flow atau lahar hujan akan selalu mengikuti setelah proses pyroclastic flow.
Dalam sebuah artikel penelitian tentang lahar hujan disebutkan jumlah banjir lahar hujan yang menerpa sungai Boyong, Bedok dan Bebeng 1994-1995, 50 kali dengan durasi antara setengah jam sampai 1,5 jam. Waktu itu (November 1994) guguran lava hanya menghasilkan material sebesar 3,5 jt meter kubik dan 2,5 jt meter kubik diantaranya ada di hulu sungai boyong.
Kalau kita bandingkan dengan erupsi tahun 2010, yang konon mengeluarkan material sebesar 140 jt meter kubik, jumlah material tahun 1994 relatif tidak besar, dan itu pun sudah menghasilkan frekuensi banjir lahar yang banyak.

Proses erosi membantu menunjukkan batas lapisan episode luncuran. Erosi ini membentuk alur-alur baru yang sering mempengaruhi pengaliran sungai-sungai serta topografi dari gunung api.

Endapan piroklastik purba

Di beberapa tempat di Cangkringan dijumpai kemungkinan endapan awan panas purba yang memiliki ciri seperti diatas. Endapan ini menunjukkan bahwa dimasa lampau daerah cangkringan pernah dilalui oleh awan panas. Perkiraan umur batuan dapat dipergunakan untuk memperkirakan proses erupsi dimas lampau.


Endapan awan panas purba yang dijumpai disekitar Cangkringan. terlihat juga batas-batas perlapisan yang berupa batas erosi dengan lapisan diatasnya.

Dengan melihat proses yang sedang terjadi, batuan yang dihasilkan serta melihat endapan yang sama yang ada jauh sebelumnya dapat dipergunakan untuk sarana belajar bagaimana menghubungkan endapan purba dengan proses sejarah serta aktifitas Merapi Purba.

sumber: rovicky

Tidak ada komentar:

Posting Komentar