SELAMAT DATANG

Terimakasih telah mengunjungi blog ini, semoga bermanfaat bagi anda..

Senin, 06 Desember 2010

PASCA ERUPSI MERAPI: Yogyakarta-kali code


Hujan deras yang mengguyur Gunung Merapi, menyebabkan banjir lahar dingin di kawasan Kali Gendol, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Aliran material gunung merapi ini, juga memutuskan jalur penghubung penambangan.

Peristiwa ini, memaksa masyarakat yang akan melintas untuk mencari jalur alternatif, terhambat.

Banjir lahar dingin kali ini, lebih besar dibanding aliran-aliran sebelumnya. Aliran material gunung merapi ini, mencapai radius 7 km dari puncak, dan mengarah ke Kali Kuning, dan Kali Gendol, Cangkringan, Sleman.

Laporan Petugas pengamatan Gunung Merapi di Pos Krinjing
Senin (6/12) - Hujan selama sekitar dua jam yang cukup deras di kawasan lereng barat puncak Gunung Merapi, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (6/12), mengakibatkan sejumlah alur sungai yang airnya berhulu di gunung berapi itu banjir lahar dingin susulan.
Hujan Dua Jam Akibatkan Banjir Lahar Merapi
Republika.co.id - Banjir lahar dingin
Petugas pengamatan Gunung Merapi di Pos Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, sekitar tujuh kilometer barat puncak Merapi, Yulianto, di Magelang, mengatakan hujan cukup deras sejak sekitar pukul 10.00 WIB. "Sekarang (sekitar pukul 12.00 WIB, red.) masih hujan di lereng barat," katanya.

Sejumlah alur sungai yang mengalami banjir lahar dingin susulan dampak sekunder letusan Gunung Merapi sejak akhir Oktober hingga pertengahan November 2010, katanya, antara lain Kali Apu, Trising, Pabelan, dan Senowo. "Banjir lahar dingin cukup besar terpantau dari pos ini, meskipun tidak sebesar banjir pada 1 Desember 2010," katanya.

Puluhan masyarakat di berbagai tepi alur sungai tersebut menyaksikan banjir lahar dingin. Arus air warna cokelat cukup pekat mengalir relatif deras membawa pasir dan batu. Suara gemuruh berasal dari tabrakan antarbatu yang terbawa arus air terdengar di sejumlah alur sungai itu.

Ia mengimbau masyarakat selalu mewaspadai banjir lahar dingin susulan dari Merapi. "Kalau hujan di atas cukup lama berpotensi banjir lahar dingin, warga harus waspada," katanya. Hingga saat ini status aktivitas vulkanik Merapi berada di level 'siaga'.

Pada kesempatan itu ia mengatakan, hingga saat ini belum ada perintah dari Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian di Yogyakarta kepada petugas pengamatan Merapi di pos setempat untuk kembal ke pos utama di Babadan, Kecamatan Dukun, sekitar 4,4 kilometer barat puncak Merapi.

Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun banjir lahar dingin kali ini, langsung meningkatkan kewaspadaan petugas, dan masyarakat sekitar. 


Kali Code kembali meluap


Kali Code Kembali Meluap Akibat Gelontoran Lahar Dingin
Tribunnews.com/theresia Andayani (kali code meluap)
Sabtu (6/11/2010) - Kali Code kembali meluap akibat banjir lahar dingin kiriman dari puncak Gunung Merapi. Banjir mencapai ketinggian satu hingga satu setengah meter. Saat ini, Kota Yogyakarta juga diguyur hujan deras.



Menurut Sekretaris RW 01 Kota Baru Ariyanto, akibat luapan banjir itu, rumah seorang warga bernama Margono terendam. Sementara itu, warga lainnya yang bermukim tepat di sisi Kali Code sudah naik ke lokasi lebih tinggi untuk mengantisipasi banjir lahar dingin yang lebih besar.



Banjir lahar dingin kali code


"Warga naik ke lokasi lebih tinggi seperti di balai serba guna Kota Baru. Mereka belum mengungsi ke tempat seperti Jogja Studi Center. Kami juga terus memantau perkembangan luapan Kali Code untuk antisipasi luapan lebih besar," kata Ariyanto, Senin, (06/12/2010), sore.


Sebelumnya, warga Kota Baru melakukan pengerukan pasir yang membuat Kali Code mengalami pendangkalan. Pasir-pasir itu kemudian dimasukkan ke dalam karung untuk dijadikan tanggul penahan luapan banjir tersebut.


Personel TNI dan Polri juga dikerahkan untuk melakukan pengerukan tersebut. Upaya itu dilakukan untuk membuat ruang lebih dalam supaya aliran lahar dingin yang turun akibat hujan deras dapat tertampung. Setidaknya mengantisipasi banjir lahar dingin yang lebih besar.
sumber: indosiar.com,  Republika.co.id, & Tribunnews.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar