SELAMAT DATANG

Terimakasih telah mengunjungi blog ini, semoga bermanfaat bagi anda..

Senin, 06 Desember 2010

PASCA ERUPSI MERAPI: Banjir lahar dingin di Magelang-Muntilan

Banjir Lahar Dingin , Ruas Muntilan-Yogyakarta Ditutup
Banjir lahar dingin Merapi di Sungai Gendol


Lahar dingin Merapi (Antara/ Wahyu Putro A)

Ratusan warga Desa Jumoyo yang tinggal di sekitar aliran Kali Putih dievakuasi ke posko pengungsian terdekat. Hal ini dikarenakan banjir lahar dingin yang terjadi di sungai tersebut cukup besar hingga mengancam tiga dusun.

Salam - Kepala Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Magelang, Sungkono mengatakan banjir lahar dingin yang terjadi di Kali Putih kemarin, menyebabkan sebanyak 366 warga Dusun Gempol, Desa Jumoyo dievakuasi di pos pengungsian STM Muhammadiyah, Jumoyo.
“Luapan banjir kemarin masuk hingga dusun tersebut. Sehingga, warganya dievakuasi,” ujar dia, Senin, 6 Desember 2010.

Selain Dusun Gempol, warga di dua dusun lainnya, yakni Dowakan dan Seloiring juga siap-siap dievakuasi jika banjir lahar dingin di Kali Putih terjadi kembali.

“Sebetelunya warga dua dusun kemarin sore sudah mengungsi. Tetapi, sore harinya pulang lagi karena banjir menurun,” ucapnya.

Di Dusun Dowakan dan Seloiring, disebutkan dia, jumlah warganya sekitar 323 jiwa dan 779 jiwa. Letak dua dusun tersebut sangat rawan terkena luapan banjir lahar dingin, mengingat letak dua dusun itu ketinggiannya hampir rata dengan aliran sungai. “Tanggul di dusun tersebut sudah jebol,” tegasnya.

Menurut dia, banjir lahar dingin yang terjadi kemarin sama seperti kejadian banjir serupa pada tahun 1969. Ketika itu, dusun-dusun tersebut pernah tersapu habis.

“Dan kini kejadian itu terulang kembali. Banjir kemarin merusak satu rumah warga. Di dalamnya penuh material,” terangnya.

Kemarin, material lahar dingin Merapi sampai membuat akses jalan Magelang-Yogyakarta lumpuh total karena genangan dan kemacetan.
Muntilan - Sedangkan banjir lahar dingin susulan yang melewati sejumlah sungai mengakibatkan jalur Jalan Raya Muntilan Kabupaten Magelang-Yogyakarta ditutup, karena air dan material Gunung Merapi meluap hingga badan jalan, Ahad.

"Sejak sekitar pukul 12.30 WIB hingga saat ini (sekitar pukul 14.00 WIB) jalan Magelang-Yogyakarta ditutup," kata Kepala Sub Bidang Penanggulangan Bencana, Badan Kesatuan Bangsa, Politik, Perlindungan Masyarakat, dan Penanggulangan Bencana Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Heri Prawoto di Magelang.

Luapan air dan pasir Merapi, katanya, hingga di atas Jembatan Gempol, Dusun Gulon, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang di aliran Kali Putih, dan Jembatan Muntilan, Kecamatan Muntilan, di aliran Kali Blongkeng.

Ia menjelaskan, penutupan arus lalu lintas untuk mengantisipasi jatuhnya korban. "Hingga saat ini tidak ada korban akibat banjir lahar dingin susulan, dampak sekunder letusan Gunung Merapi," ucapnya.

Pemakai jalur setempat dialihkan ke jalan lain yang relatif aman dari bahaya banjir lahar dingin susulan. Antrean berbagai jenis kendaraan terjadi hingga kawasan Taman Agung, Muntilan, sedangkan Jalan Pemuda di pusat kota Kecamatan Muntilan yang hari biasa hanya untuk satu jalur, digunakan untuk dua jalur.

Kemungkinan, katanya, hujan cukup deras terjadi di kawasan Gunung Merapi. Petugas pengamatan Gunung Merapi di Pos Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Yulianto mengatakan, hujan cukup deras di kawasan lereng barat puncak Merapi sejak sekitar pukul 11.30 hingga 13.00 WIB.

"Sedangkan di sisi barat laut dan utara hanya gerimis, memang terjadi peningkatan volume air antara lain di alur Sungai Apu, Trising, dan Senowo. Kali Lamat juga banjir lahar dingin," paparnya.

Seorang warga Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, sekitar delapan kilometer barat puncak Merapi di kawasan alur Kali Lamat, Gimono menuturkan, banjir lahar dingin susulan terjadi di alur Sungai Lamat.

Puluhan warga setempat yang sedang menambang pasir di Jembatan Kalibening di alur Kali Lamat, Desa Kalibening, Kecamatan Dukun, bergegas meninggalkan tempat itu untuk mengantisipasi jatuhnya korban akibat banjir tersebut.

Sekitar 12 truk yang antre memuat pasir dari sungai itu, katanya, oleh awak angkutannya segera dibawa menjauh dari jembatan tersebut. Seorang warga Desa Mangungsoko, Kecamatan Dukun, sekitar sembilan kilometer barat puncak Merapi di kawasan Sungai Senowo, Suyud mengatakan, banjir lahar dingin susulan pada Minggu relatif lebih kecil daripada peristiwa serupa beberapa hari terakhir.

"Siang ini selama sekitar setengah jam banjir lahar dingin, tetapi lebih kecil dari banjir yang kemarin-kemarin," ujarnya membandingkan. Sejumlah warga setempat menyaksikan banjir dari tepi sungai tersebut.

 
Truk Penambang Pasir Terjebak Banjir Lahar Dingin 


Truk naas berwarna kuning bernopol AA 1315 NB itu disopiri oleh Resma (27) warga Dusun Selo Ireng, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Magelang. Muhyudi (45) warga sekitar yang melihat kejadian menuturkan, saat itu belasan penambang berani mengangkut dan menambang pasir di bantaran Kali Putih, Kecamatan Salam, Magelang karena cuaca cerah.

"Sekitar lima truk yang sudah mengangkut pasir sebanyak lima kali sehingga kita berani menambang pasir," tegas Muhyudi saat ditemui detikcom di tempat kejadian Minggu (5/12/2010).

Namun, tiba-tiba ada suara gemuruh. Sedangkan posisi truk pasir sedang berada di bantaran kali yang terletak di bibir sungai. Mereka tidak menyadari jika saat itu di bagian lereng Gunung Merapi sedang hujan lebat.

"Tidak ada tanda-tanda tiba-tiba banjir lahar dingin datang begitu besar. Resma bersama belasan buruh "senggrong’ (tukang keruk pasir tradisional) langsung melarikan diri ke tepian menjauh dari sungai," tegas Muhyudi.

Truk langsung dihantam dan terseret banjir lahar dingin dengan membawa banyak material berupa pasir, lumpur dan puing-puing pepohonan sepanjang 15 meter dan langsung terguling sebanyak lima kali.

Ratusan penambang lain kaget melihat salah satu truk terseret oleh banjir lahar dingin yang datang secara tiba-tiba. Truk naas itu hingga kini belum bisa dievakuasi naik ke atas sungai.
 

   
sumber: VIVAnews, republika.co.id, detiknews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar