SELAMAT DATANG

Terimakasih telah mengunjungi blog ini, semoga bermanfaat bagi anda..

Jumat, 03 Desember 2010

Turun Status Menjadi SIAGA, Merapi Masih Menyimpan Ancaman

Turun Status, Merapi Masih Menyimpan Ancaman
"Kalau intensitas hujan tinggi, itu akan meledak karena dalamnya masih sangat panas."
Status Merapi Resmi Diturunkan Menjadi Siaga
Tribunnews.com/Iman SuryantoMerapi dilihat dari Dusun Brobogan, Cangkringan tampak sedang erupsi, Rabu (10/11) dengan menyemburkan hujan abu dan awan panas yang mengarah pada sisi barat gunung
Gunung Merapi akhirnya turun status (Jumat 3/12) . Sejak pukul 09.00 Waktu Indonesia Barat, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan statusya menjadi Siaga. Tak ada awan panas, kepulan asap 700 meter terlihat dari puncak.

Meski demikian, bukan berarti ancaman Merapi usai. Menurut Kepala PVMBG, Surono, ending erupsi merapi saat ini berbeda dari yang sebelumnya yang kubahnya tertutup.

"Sekarang sangat berbeda, kubah lava terbuka. Ancaman besar kalau curah hujan tinggi di puncak Merapi. Itu bisa meluber ke segala arah," kata Surono di Kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK), Jumat 3 Desember 2010.

Penurunan status tersebut berdasarkan pantauan yang dilakukan terus menerus terhadap instrumental seperti menurunnya jumlah energi gempa vulkanik; gempa fasa menandakan penurunan fluida; penurunan jumlah guguran menuju kestabilan; penurunan amplituda dan kejadian yang semula terus-menerus, saat ini tidak lagi menerus; terjadi penurunan kejadian awan panas; energi getaran vulkanik menurun secara tajam; spectrum tremor menunjukkan kestabilan dinamika fluida.

"Secara visual gunung masih tertutup kabut. Kalau cerah masih ada asap dengan ketinggian 500 meter. Tadi pagi 700 meter. Belerang menurun, emisi gas SO2 200 sampai 300 kiloton. Sangat kecil," jelasnya.

Kendati telah diturunkan dari status awas menjadi siaga, Gunung Merapi masih berpotensi memuntahkan lahar pijar berupa erupsi awan panas mengarah ke selatan. Untuk itu, disarankan kepada masyarakat tidak melakukan aktivitas dalam radius 2,5 kilometer dari puncak Merapi.

"Diperkirakan, jika terjadi aliran awan panas akan mengarah ke Kali Gendol, Kali Kuning, dan Kali Boyong. Potensi bahaya sekunder berupa lahar hujan, dapat terjadi di semua alur yang berhulu di Gunung Merapi," jelasnya.
Untuk itulah, Surono meminta pemerintah daerah mengkaji ulang tata ruang sesuai UU Penataan Ruang. Harus ada analisis situasi bencana. Jika tak dipatuhi, sanksi diminta ditegakkan.

Selain bahaya lahar dingin dari puncak Merapi, juga ada bahaya sekunder dari aliran sungai-sungai yang berhulu di Merapi. 

Dijelaskan Surono, bagian dalam endapan material di sungai-sungai yang berhulu di Merapi masih sangat panas.

"Bahaya besarnya, kalau intensitas hujan tinggi, itu [material di sungai] akan meledak karena dalamnya masih sangat panas," jelas Surono.

Untuk itulah, kawasan 300 mater dari pinggir kali disterilkan untuk mencegah bahaya. "Dari semua sungai," tambah Surono.

Jika sewaktu-waktu Merapi menunjukkan aktivitas tinggi, maka PVMBG akan kembali menaikkan status ke Awas. Namun jika aktivitasnya terus menurun status akan diturunkan lagi.
Sumber: VIVAnews & tribunnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar