SELAMAT DATANG

Terimakasih telah mengunjungi blog ini, semoga bermanfaat bagi anda..

Rabu, 05 Januari 2011

Fenomena Halo di Kota Yogyakarta

Matahari Bercincin Pelangi di Langit Yogya Jadi Tontonan WargaYogyakarta: Fenomena alam "halo" atau penampakan seperti cincin raksasa mengitari matahari terlihat Selasa (4/1) di Kota Yogyakarta dan sekitarnya pukul 11.00 WIB. Fenomena itu berlangsung sekitar 30 menit.

.



"Ini peristiwa alam biasa, seperti pelangi, hanya saja terjadi di sekitar matahari yang berbentuk seperti cincin," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Daerah Istimewa Yogyakarta Toni Agus Wijaya di Yogyakarta, Selasa (4/1).

Menurut dia, peristiwa alam halo terjadi karena adanya interaksi antara awan yang letaknya cukup tinggi sekitar 2.000 meter dengan sinar matahari. Peristiwa tersebut, kata Toni, adalah peristiwa yang kerap muncul di musim hujan, khususnya saat hari cerah.

"Sebenarnya peristiwa ini tidak hanya terjadi sekali ini saja, tetapi beberapa kali. Hanya tidak terlihat karena hari tidak cerah," katanya. Toni mengatakan, melihat fenomena alam tersebut secara langsung tidak berbahaya asalkan tetap berhati-hati, yaitu melihat di cincin, bukan di mataharinya.

"Peristiwa ini biasanya berlangsung selama beberapa menit, dan nanti akan hilang apabila ada pergerakan angin di sekitar matahari. Tidak ada dampak apa-apa dari peristiwa ini," ujarnya.

Selama fenomena tersebut terjadi, sejumlah warga yang berada di Balai Kota Yogyakarta mengabadikan peristiwa tersebut dengan kamera telepon selular atau kamera saku. "Saya baru melihat fenomena seperti ini untuk pertama kalinya, jadi ingin mengabadikannya," kata Setyani, salah seorang warga yang berada di komplek Balai Kota Yogyakarta.

Tentang Halo

Halo ( disebut juga nimbus, icebow, atau Gloriole) adalah fenomena optikal berupa lingkaran cahaya di sekitar Matahari dan Bulan, dan kadang-kadang pada sumber cahaya lain seperti lampu penerangan jalan. Ada berbagai macam halo, tapi umumnya halo muncul disebabkan oleh kristal es pada awan cirrus yang dingin yang berada 5–10 km diatas troposfer. Bentuk dan lokasi kristal es menentukan tipe halo apa yang akan terlihat. Cahaya yang dipantulkan pada kristal es dapat terpecah menjadi lebih dari satu warna, sama seperi pada pelangi.

Halo juga kadang-kadang dapat muncul di dekat permukaan bumi, ketika ada kristal es yang disebut debu berlian. Kejadian ini dapat terjadi pada cuaca yang sangat dingin, ketika kristal es terbentuk di dekat permukaan dan memantulkan cahaya.

 sumber: wikipedia, metronews.com,& republika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar