MI/PANCA SYURKANI/wt |
BANYUWANGI--MICOM: Pos Pengamatan Gunung Api Raung di Mangaran Desa Sumberarum Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, kesulitan memastikan asal abu vulkanik yang menghujani wilayah Asembagus, Situbondo.
Mereka belum tahu apakah abu itu berasal dari Gunung Raung karena secara visual gunung api dengan ketinggian 3.332 meter itu, Selasa (21/12), terus terhalang kabut tebal.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Raung di Mangaran Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, Balok Supriyadi ketika dihubungi Selasa (21/12) malam, menjelaskan, pihaknya kesulitan mengamati puncak Gunung Raung karena terus terhalang kabut tebal.
"Namun pagi tadi kami sempat mengamati sebentar adanya kepulan asap yang mengarah ke timur. Jadi kemungkinan bisa juga abu tersebut berasal dari Raung, tetapi jika mencermati letusan Gunung Bromo yang mengarah ke Probolinggo, abu itu bisa juga dari sana," ungkap Balok Supriyadi.
Menurut Balok Supriyadi, aktivitas vulkanik Gunung Raung beberapa hari ini juga menunjukkan tren menurun dibanding sepekan lalu. Berdasarkan pencatatan alat seismograf, Senin (20/12), kembali terjadi penurunan kegiatan vulkanik Gunung Raung. Vulkanik B tercatat hanya 10 kali, Vulkanik A 1 kali, dan Tektonik Jauh 1 kali serta tidak terjadi tremor. Padahal, Minggu (19/12), tercatat Vulkanik B sebanyak 22 kali, Tektonik Jauh 2 kali dan Tremor 2 kali.
"Karakter kegiatan vulkanik Gunung Raung mulai dulu memang tidak pernah stabil, selalu naik turun. Namun secara keseluruhan status Gunung raung masih tetap aktif normal," papar Balok Supriyadi.
Sementara itu Warga empat dusun di Desa Bantal Kecamatan Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Selasa, dihebohkan dengan turunnya hujan abu. Keempat dusun yang terkena hujan abu tersebut, meliputi Dusun Curah Malang, Dusun Pariopo, Dusun Lowah dan Dusun Panggulan. Hujan terakhir terjadi sekitar pukul 04.00 WIB tadi.
Warga sendiri mengaku tidak tahu dari mana datangnya abu tersebut. Namun secara geografis empat dusun yang diguyur hujan abu itu berdekatan dengan Gunung Ijen di Bondowoso dan Gunung Raung di Banyuwangi.
Salah seorang warga Dusun Curah Malang, Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, Yudi, mengatakan, hujan abu yang melanda desanya baru pertama kalinya terjadi karena sebelumnya belum pernah ada hujan seperti ini.
Hujan abu diperkirakan terjadi Senin (20/12) malam, karena warga baru mengetahui adanya hujan abu Selasa Pagi. "Kami baru tahu jika ada hujan abu ketika kami sedang membersihkan halaman. Kendati tidak tebal tapi kami melihat adanya abu tipis yang menempel di atap rumah dan daun-daun tumbuhan," ungkap Yudi.
Sebagaimana diberitakan, Minggu (19/12) lalu, potensi hujan abu vulkanik Gunung Raung sangat mungkin meluas karena adanya perubahan arah angin di puncak gunung api tersebut. Menurut Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Raung di Mangaran Desa Sumberarum, Songgon, Banyuwangi, Balok Supriyadi, adanya perubahan arah angin dimungkinkan abu vulkanik Gunung Raung menuju wilayah Bondowoso dan Situbondo, terutama pada siang hari karena angin mengarah ke barat dan utara. Sedang pada pagi hari kecenderungannya angin mengarah ke selatan dan ke timur.
"Jadi arah angin di puncak Gunung Raung berputar dari selatan, timur, utara dan ke arah barat," ungkap Balok Supriyadi. (Ant/OL-2)
"Namun pagi tadi kami sempat mengamati sebentar adanya kepulan asap yang mengarah ke timur. Jadi kemungkinan bisa juga abu tersebut berasal dari Raung, tetapi jika mencermati letusan Gunung Bromo yang mengarah ke Probolinggo, abu itu bisa juga dari sana," ungkap Balok Supriyadi.
Menurut Balok Supriyadi, aktivitas vulkanik Gunung Raung beberapa hari ini juga menunjukkan tren menurun dibanding sepekan lalu. Berdasarkan pencatatan alat seismograf, Senin (20/12), kembali terjadi penurunan kegiatan vulkanik Gunung Raung. Vulkanik B tercatat hanya 10 kali, Vulkanik A 1 kali, dan Tektonik Jauh 1 kali serta tidak terjadi tremor. Padahal, Minggu (19/12), tercatat Vulkanik B sebanyak 22 kali, Tektonik Jauh 2 kali dan Tremor 2 kali.
"Karakter kegiatan vulkanik Gunung Raung mulai dulu memang tidak pernah stabil, selalu naik turun. Namun secara keseluruhan status Gunung raung masih tetap aktif normal," papar Balok Supriyadi.
Sementara itu Warga empat dusun di Desa Bantal Kecamatan Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Selasa, dihebohkan dengan turunnya hujan abu. Keempat dusun yang terkena hujan abu tersebut, meliputi Dusun Curah Malang, Dusun Pariopo, Dusun Lowah dan Dusun Panggulan. Hujan terakhir terjadi sekitar pukul 04.00 WIB tadi.
Warga sendiri mengaku tidak tahu dari mana datangnya abu tersebut. Namun secara geografis empat dusun yang diguyur hujan abu itu berdekatan dengan Gunung Ijen di Bondowoso dan Gunung Raung di Banyuwangi.
Salah seorang warga Dusun Curah Malang, Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, Yudi, mengatakan, hujan abu yang melanda desanya baru pertama kalinya terjadi karena sebelumnya belum pernah ada hujan seperti ini.
Hujan abu diperkirakan terjadi Senin (20/12) malam, karena warga baru mengetahui adanya hujan abu Selasa Pagi. "Kami baru tahu jika ada hujan abu ketika kami sedang membersihkan halaman. Kendati tidak tebal tapi kami melihat adanya abu tipis yang menempel di atap rumah dan daun-daun tumbuhan," ungkap Yudi.
Sebagaimana diberitakan, Minggu (19/12) lalu, potensi hujan abu vulkanik Gunung Raung sangat mungkin meluas karena adanya perubahan arah angin di puncak gunung api tersebut. Menurut Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Raung di Mangaran Desa Sumberarum, Songgon, Banyuwangi, Balok Supriyadi, adanya perubahan arah angin dimungkinkan abu vulkanik Gunung Raung menuju wilayah Bondowoso dan Situbondo, terutama pada siang hari karena angin mengarah ke barat dan utara. Sedang pada pagi hari kecenderungannya angin mengarah ke selatan dan ke timur.
"Jadi arah angin di puncak Gunung Raung berputar dari selatan, timur, utara dan ke arah barat," ungkap Balok Supriyadi. (Ant/OL-2)
sumber: mediaindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar